basukidwiputranto.blogspot.com

basukidwiputranto.blogspot.com
Tampilkan postingan dengan label teknologi kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teknologi kesehatan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Mei 2015

Ventilator

Macam-macam Ventilator 

Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:


Volume Cycled Ventilator.

Perinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.

Pressure Cycled Ventilator.

Perinsip dasar ventilator type ini adalah siklusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

Time Cycled Ventilator.

Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah siklusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Normal ratio I : E  (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2



Mode-Mode Ventilator

Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin ventilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting. Mode mode tersebut adalah sebagai berikut:

Mode Control.

Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)


Mode IMV / SIMV:

Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation.
Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.

Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport.

Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan.

CPAP : Continous Positive Air Pressure.

Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.
Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

Rabu, 29 Januari 2014

SYRINGE PUMP

Gambar 3. Blok diagram syringe pump
Gambar 2 bagian dari syringe pump
Gambar 1

Deskripsi

Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk memberikan cairan atau obat kepada kedealam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur . Secara khusus alat ini mentitikberatkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang diamasukan kedalam tubuh pasien, dengan satuan mililiter per jam (ml/h).
Alat ini menggunakan motor dc sebagai tenaga pendorong syringe yang berisi cairan atau obat yang akan dimasukan kedalam tubuh pasien. Alat ini menggunakan sistem elektronik mikroprosesor  yang berfungsi dalam pengontrolan dalam pemberian jumlah cairan ke tubuh pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem Mekanik yaitu dengan gerakan motor sebagai tenaga pendorong.
Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian komparator, dan rangkaian sinyal referensi.
Motor akan berputar untuk menggerakkan spuit merespon sinyal yang diberikan oleh rangkaian pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri tidak stabil sehingga perubahan-perubahan itu akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm. Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut akan meredakan ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika perputarannya terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil.
Syringe pump didesain agar mempunyai ketepatan yang tinggi dan mudah untuk digunakan. Syringe pump dikendalikan dengan mikro computer / mikro kontrolir dan dilengkapi dengan system alarm yang menyeluruh.

Lihat gambar 1. Contoh dari syringe pump

Sistem Alaram dan Keamanan

Untuk menjaga keamanan ke pasien (patient safety), maka alat ini dilengkapi dengan sistem Alaram, diantaranya adalah sebagai berikut

1. Alaram Occlusion / Kemampatan
> berfungsi untuk memberikan tanda bunyi alaram dan memberhentikan sistem pompa pada saat terjadi sumbatan pada IV line dan pembuluh darah pada pasien. Kondisi Alaram terjadi pada saat sensor Occlusion mendeteksi tekanan,  nilai tekanan pada kondisi ini berkisar 60-80 Kpa, 350-500 mmHg.

2. Alaram Delivery Limit
> Untuk memberikan batasan jumlah cairan yang akan diberikan pada pasien. Jika jumlah cairan yang diberikan sudah tercapai,   maka alaram akan berbunyi dan alat akan berhenti memompa.

3. Alaram Nearly empty
> Berfungsi untuk memberikan isyarat suara alaram pada saat cairan yang diberikan pada pasien akan segera habis.

Fungsi alat

    Memasukan cairan atau obat ke tubuh pasien dengan tingkat akurasi yang tinggi.
    Untuk mencegah periode kadar obat atau cairan yang dimasukan, dimana Tingkat obat di dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
    Menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang mengalami kesulitan dalam meminum tablet.

Bagian Bagian Syringe Pump

Lihat gambar 2

Saya mengambil contoh adalah syringe pump merek Terumo model TE 331

> Operation panel; yang didalamnya terdapat beberapa tombol untuk mengoperasikan syringe pump.
> Clamp; berfungsi sebagai penjepit syringe (suntikan).
> Slit; merupakan celah untuk menempatkan syringe.
> Slider Hook.
> Cluth.
> Slider.
> Dial ; berfungsi untuk menaikan dan menurunkan nilai delivery rame.

Panel Pengoperasian (operation panel)
Pada panel pengoperasian atau operation panel terdapat beberapa bagian, antara lain:

1) Power Display; terdiri dari :
a. [AC/DC] indicator; lampu akan menyala jika syringe pump menggunakan
sumber AC ataupun DC
b. [BATTERY] indicator

2) Power Switch; berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan syringe pump.

3) Syringe size Indicator; menunjukkan ukuran dari syringe. Adapun syringe pump type TE-311 ini mampu mendeteksi ukuran syringe (suntikan) dengan berbagai ukuran diantaranya adalah (10, 20, 30, 40, 50 ml).

4) Start Switch; merupakan tombol untuk memulai proses pemasukan cairan kedalam tubuh pasien.

5) Alarm Indicator; terdapat beberapa alarm diantranya:
a. Occlusion Alarm; artinya alarm akan berbunyi jika terjadi kemacetan pada proses pemasukan cairan kedalam tubuh pasien.
b. Nearly Empty; artinya alarm akan berbunyi jika cairan yang terdapat dalam syringe (suntikan) akan habis atau mendekati habis.
c. Low Battery; alarm akan berbunyi jika tegangan dalam baterai lemah sehingga perlu dilakukan pengisian kembali (recharge).
d. (Flow Rate/Delivery Limit/Volume Delivered) Display; berfungsi menampilkan aliran rata-rata / flow rate dalam dalam satuan ml/h.

Blok Diagram

Lihat gambar 3

Fungsi Blok Diagram:
1.    Block power supply
•    Block power supply berfungsi mendistribusikan tegangan dari PLN, langsung pada alat.
•    Selain itu, pada alat syring pump dapat juga menggunakan Battery sebagai cadangan Supply.

2.    Block Microcontroller / mikrokomputer / .CPU
•    Mikrokontroller sebagai pengontrol dan pengendali dari Syringe pump.
•    Output berupa perintah untuk mengendalikan motor, baik untuk memberhentikan motor atau pun mempercepat kerja motor.
•    Selain itu mengolah pendeteksian sensor yang berfungsi sebagai Pengaman dan selanjutnya menyalakan Buzzer sebagai tanda alarm.

3.    Block Sensor
•    Sebagai pendeteksi cairan yang ada pada syringe. Dapat menggunakan sistem optocopler
•    Menggunakan optocoupler sebagai sensor. Dengan sebuah fototransistor sebagai penerima dari LED yang memancarakan cahaya, yang akan mempengaruhi resistansi fototransistor.

4.    Block Motor Driver
•    Sebagai tenaga utama pendorong syringe yang berisi cairan. Berupa motor DC.
•    Bekerja dengan kecepatan delivery rate sesuai dengan penyetingan awal yang dilakukan dan dapat dipercepat dengan menekan push button pada setting alat.

5.    Block Alarm dan Display
•    Alarm sebagai keamanan. Akan berbunyi apabila cairan pada syring akan habis.
•    Display pada syringe sebagai indicator penyettingan dari kecepatan motor dalam mendorong cairan pada syringe yang diatur terlebih dahulu.
•    Terdapat pula lampu indikator.

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

Selasa, 17 Desember 2013

PRINSIP PENGUKURAN AKTIFITAS BIOLISTRIK JANTUNG DENGAN ALAT EKG

Gambar 1. Sebuah gambaran yang dihasilkan dari alat EKG
Gambar 3. Sadapan pericordial
Gambar 2. Skala pada kertas rekam EKG

Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf. Alat ini merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan). Secara harafiah didefinisikan : “elektro” = berkaitan
dengan elektronika, dan “kardio” = berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian “gram”, berarti tulis / menulis. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya kontraktilitas jantung.

Kegunaan/ keuntungan menggunakan EKG antara lain :

>Merupakan standar emas untuk       diagnosis aritmia jantung
>EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut
>EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
>EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
>EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
>EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)

Bagian dari alat EKG :

Satu.
4 (empat) buah sadapan ekstremitas,         
Tangan kiri (LA)
Tangan kanan (RA)
Kaki kiri (LL)
Kaki kanan (RL)

Dua
6 (enam)  buah sadapan dada yaitu V1, V2, V3, V4, V5, V6

Tiga
Kabel sadapan yang terdiri dari 10 elektroda (4 buah unruk elektroda ekstremitas, dan 6 buahuntuk elektroda dada)

Empat
Kertas grafik EKG

Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm². Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal “kalibrasi” harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
Lihat gambar 2

Monitor EKG (Bedside  Monitor) modern memiliki banyak penyaring untuk pemrosesan sinyal. Yang paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik.

Dalam mode monitor, penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai tinggi karena sinyal di atas ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz maupun 1 Hz dan penyaring berfrekuensi tinggi (juga disebut penyaring bernilai rendah karena sinyal di bawah ambang batas bisa lewat) diatur pada 40 Hz. Hal ini membatasi EKG untuk pemonitoran irama jantung rutin. Penyaring bernilai tinggi membantu mengurangi garis dasar yang menyimpang dan penyaring bernilai rendah membantu mengurangi bising saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan saluran listrik berbeda antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik, penyaring bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST yang akurat direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150 Hz. Sebagai akibatnya, tampilan EKG mode monitor banyak tersaring daripada mode diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit.

Sadapan pada EKG

Kata sadapan memiliki 2 arti pada elektrokardiografi yaitu bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah elektrode ke elektrokardiograf, atau ke gabungan elektrode yang membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik diukur. Lalu, istilah benda sadap longgar menggunakan arti lama, sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang baru. Nyatanya, sebuah elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan 10 kabel/elektroda. Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini.

Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan
penguat instrumentasi biomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.

Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan.
Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan.
Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B).

Jenis jenis Sadapan

Ada 2 jenis sadapan, yaitu unipolar dan bipolar. EKG lama memiliki elektrode tak berbeda di tengah segitiga Einthoven (yang bisa diserupakan dengan ‘netral’ stop kontak dinding) di potensial nol. Arah sadapan-sadapan ini berasal dari “tengah” jantung yang mengarah ke luar secara radial dan termasuk sadapan (dada) prekordial dan sadapan ekstremitas (VL, VR, dan VF). Sebaliknya, EKG baru memiliki kedua elektrode itu di beberapa potensial dan arah elektrode yang berhubungan berasal dari elektrode di potensial yang lebih rendah ke tinggi, mis., di sadapan ekstremitas I, arahnya dari kiri ke kanan, yang termasuk sadapan ekstremitas adalah I, II, dan III.

Sadapan Ekstremitas

Sadapan bipolar standar (I, II, dan III) merupakan sadapan asli yang dipilih oleh Einthoven untuk merekam potensial listrik pada bidang frontal. Elektroda-elektroda diletakkan pada lengan kiri ( LA = Left Arm), lengan kanan (RA = Right Arm), dan tungkai kiri (LL = Left Leg). Sifat kontak dengan kulit harus dibuat dengan melumuri kulit dengan gel elektroda. Sadapan LA, RS, dan LL kemudian dilekatkan pada elektroda masing-masing. Dengan memutar tombol pilihan pada alat perekam pada 1, 2, dan 3, akan terekam sadapan standar ( I, II, dan III).

Alat elektrokardiografi juga mempunyai elektroda, tungkai kanan (RL = Right Leg), dan sadapan yang bertindak sebagai “arde” (ground) dan tidak mempunyai peranan dalam pembentukan EKG.

Sadapan bipolar menyatakan selisih potensial listrik antara 2 tempat tertentu.

Hantaran I  = Selisih potensial antara lengan kiri dan lengan kanan (LA-RA)
Hantaran II = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kanan (LL-RA)
Hantaran III = Selisih potensial antara tungkai kiri dan lengan kiri (LL-LA)

Sadapan Dasar

Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan modern, yang disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan ditempatkan di kaki kiri, meski secara teoritis dapat ditempatkan di manapun pada tubuh.

-

Sadapan Prekordial

Penempatan sadapan prekordial yang benar.

Sadapan prekordial V1 (merah), V2 (kuning), V3 (hijau), V4 (coklat), V5 (hitam), dan V6 (ungu) ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi. Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektrode negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar. Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di bidang horizontal. Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu Z.

Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri.

Lihat gambar 3

Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6. Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sadapan V2 dan V4. Sadapan ekuifasik itu disebut sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara sadapan V1 dan V4. Ini dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.


Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).
Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Yang harus diperhatikan dalam melaksanakan perekaman EKG antara lain :

EKG sebaiknya direkam pada pasien yang berbaring di tempat tidur yang nyaman atau pada meja yang cukup lebar untuk menyokong seluruh tubuh. Pasien harus istirahat total untuk memastikan memperoleh gambar yang memuaskan. Hal ini paling baik dengan menjelaskan tindakan terlebih dahulu kepada pasien yang takut untuk menghilangkan ansietas. Gerakan atau kedutan otot oleh pasien dapat merubah rekaman.

Kontak yang baik harus terjadi antara kulit dan elektroda. Kontak yang jelek dapat mengakibatkan rekaman suboptimal.

Alat elektrokardiografi harus distandarisasi dengan cermat sehingga 1 milivolt (mV) akan menimbulkan defleksi 1 cm. Standarisasi yang salah akan menimbulkan kompleks voltase yang tidak akurat, yang dapat menimbulkan kesalahan penilaian.
Pasien dan alat harus di arde dengan baik untuk menghindari gangguan arus bolak-balik.

Setiap peralatan elektronik yang kontak dengan pasien, misalnya pompa infus intravena yang diatur secara elektrik dapat menimbulkan artefak pada EKG.

Irama Normal Pada EKG

Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standard 25mm/ detik dan defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mV

Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai berikut :

Gelombang P : Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri.

Segmen PR : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan antara gelombang P dengan Kompleks QRS

Kompleks QRS : Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri.Kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombagn Q yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang merupakan gelombang defleksi positif  pertama, dan gelombang S yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama setelah gelombang R.

Segmen ST : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan kompleks QRS dengan gelombang T

Gelombang T : Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan kanan

Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang ini masih belum jelas

Lihat gambar 1

Dalam melaporkan hasil EKG sebaiknya mencakup hal-hal beikut :

Frekuensi (heart rate)
Irama jantung (Rhyme)
Sumbu jantung (Axis)
Ada /tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
Ada/tidaknya tanda tanda kelainan mikard (iskhemi/ injuri/infark)
Ada/tidaknya tanda tanda akibat gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung )


Posted via Blogaway

ELEKROCARDIOGRAFI ( EKG )

Elektrokardiografi adalah pemeriksaan penunjang jantung tertua, sejak permulaan abad 20. Walaupun sudah tua EKG masih merupakan pemeriksaan yang penting, dan tak tergantikan dengan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang lebih baru.

Jika Anda pernah berurusan dengan tenaga kesehatan, hampir pasti Anda pernah mendengar, bahkan melihat EKG. Saat ini pemeriksaan EKG sudah merupakan bagian pemeriksaan rutin untuk setiap pemeriksaan kesehatan dasar. Termasuk juga sebagai persyaratan pemeriksaan kesehatan dasar untuk karyawan baru, melanjutkan sekolah, atau masuk asuransi.

Dasar pemeriksaan EKG

Pengertian Elektrokardiografi sesuai namanya adalah pemeriksaan atau pencatatan (= grafi) aktivitas listrik (= elektro) jantung (= kardio). Pemeriksaan aktivitas listrik jantung.

Kerja jantung yang utama adalah memompa darah. Bahasa medisnya kontraksi. Kontraksi dapat terjadi karena adanya aktivitas listrik jantung. Aktivitas listrik inilah yang direkam oleh EKG. Jantung yang normal akan memberikan gambaran rekaman dengan pola tertentu. Pola rekaman yang tidak normal memberi petunjuk adanya kelainan jantung.

Tujuan pemeriksaan EKG

Rekaman listrik jantung yang dihasilkan EKG dapat memberi petunjuk adanya beberapa kelainan jantung seperti:
Gangguan irama jantung
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung
Penebalan otot jantung dan pembesaran rongga jantung

Apa yang tidak dapat dinilai dengan EKG
Rekaman EKG sangat bermanfaat memeberikan informasi tentang berbagai kelainan jantung. Meskipun demikian, tidak semua kondisi jantung bisa dinilai dengan EKG.

Misalnya, EKG tidak dapat menilai kemampuan kontraksi atau pompa jantung. Artinya dokter jantung tidak dapat menentukan apakah pompa jantung masih baik atau tidak dengan melihat EKG.

EKG tidak dapat menentukan ada tidaknya kebocoran katup atau sekat jantung. EKG juga tidak dapat menentukan ada tidaknya penyempitan katup jantung. Apalagi menentukan berat ringannya kebocoran atau penyempitan katup jantung. Pemeriksaan ekokardiografi adalah pemeriksaan standar untuk menilai kelainan katup seperti ini.

Persiapan untuk pemeriksaan EKG

Pemeriksaan EKG tidak memerlukan persiapan khusus. Tetapi paling tidak Anda harus dalam keadaan rileks dan nyaman saat diperiksa. Posisi yang senyaman mungkin akan memberikan gambaran rekaman yang paling baik. Tentu saja pada pasien dengan kondisi yang berat, seperti sesak atau nyeri dada hebat, hal ini tidak selalu mungkin dilakukan.

Anda disarankan untuk tidak dalam kondisi sehabis aktivitas berat, atau baru minum kopi, karena akan mempengaruhi laju jantung Anda. Sebaiknya juga jangan minum minuman dingin sesaat sebelum pemeriksaan, karena bisa merubah gambaran pola rekaman salah satu gelombang EKG.

Anda akan diminta untuk melepas semua benda dari logam, supaya perekaman memberikan hasil gambar yang optimal. Anda akan diminta berbaring, dan dipasang elektroda di kedua kaki dan lengan Anda, dan di dada. Pemeriksaan EKG sama sekali tidak menyakitkan, dan hanya membutuhkan waktu 5-10 menit.


Posted via Blogaway

ULTRASONOGRAPHY

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk meentukan kelainan berbagai organ tubuh
.
Sejarah USG

             Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.

Prinsip USG

             Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini menggunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekwensi tingi.

Sumber Cahaya
Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak ada sama sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging berteknologi tinggi ini menggunakan medan magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer untuk menghasilkan gambar berupa potongan-potongan penampang tubuh manusia. Gambar ini diperoleh dari hasil interaksi antara molekul sel tubuh dan sinyal yang dipancarkan oleh frekuensi radio. Data yang didapat kemudian diolah komputer gambar yang kemudian dicetak dalam bentuk foto.
Citra yang dihasilkan dari USG adalah  memanfaatkan hasil  pantulan (echo) dari gelombang ultrasonik  apabila ditrasmisikan pada tissue atau  organ tertentu. Echo dari  gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan  transduser, yang  mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh   dan direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan tranduser  ultrasonik dengan  kemampuan resolusi yang baik, diikuti dengan  makin majunya teknologi komputer  digital serta perangkat lunak  pendukungnya, membuat pengolahan citra secara  digital  dimungkinkan dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi  bentuk janin  bayi dalam 3 dimensi dan 4 dimensi sudah mulai dikenal.

Peralatan Yang Digunakan
1. Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC

CARA USG MERUBAH GELOMBANG MENJADI GAMBAR

Proses Pengambilan Gambar
Prinsip kerjanya menggunakan Gelombang Ultrasonik yang dibangkitkan oleh kristal yang diberikan gelombang listrik.Gelombang ultrasonik adalah gelombang suara yang melampaui batas pendengaran manusia yaitu diatas 20 kHz atau 20.000 Hz atau 20.000 getaran perdetik.Kristal nya bisa terbuat dari berbagai macam, salah satunya adalah Quartz. Sifat kristal semacam ini, akan memberikan getaran jika diberikan gelombang listrik.Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe. Ada Tipe Scan A, B dan C.
Yang biasa untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe A.
Prinsip kerjanya mudah sekali. Tinggal menggunakan sensor ultrasonik untuk mengirimkan gelombang ultrasonik dan menangkapnya kembali.
Tipe B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh.Yang tipe C dapat menampilkan Citra 3 Dimensi dengan cara menangkap pantulan-pantulan yang berbeda dari tebal tipisnya benda dalam suatu cairan. Karena ada berbagai macam gelombang ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu yang berbeda, gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk dirubah menjadi gambar.
Sensor yang digunakan pada alat Ultrasonografi yakni sensor pizoelektrik, yang diletakkan pada komponen receiver yang menerima pantulan (refleksi) pola energi akustik yang dinyatakan dalam frekuensi. Sensor ini akan mengubah pergeseran frekuensi gelombang suara 1 – 3 MHz yang dipancarkan melalui transmitter pada jaringan tubuh dan kemudian gelombang tersebut dipantulkan (direfleksikan) oleh jaringan dan akan diterima oleh receiver dan selanjutnya diteruskan ke prosessor.
Sensor pizoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type spring, crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yakni ketika frekuensi energi akustikyang dipantulkan diterapkan, maka clip-type spring yang terhubung dengan seismic mass akan menekan crystal, karena energi akustik tersebut disertai oleh gaya luar sehingga crystal akan mengalami ekspansi dan kontraksi pada frekuensi tersebut. Ekspansi dan kontraksi tersebut mengakibatkan lapisan tipis antara crystal dengan housing akan bergetar. Getaran dari crystal tersebut akan menghasilkan sinyal berupa tegangan yang nantinya akan diteruskan keprosesor.Jadi USG menampilkan citra dari suara yang ditangkap.Jadi mungkin untuk saat ini hasil dari USG belum termasuk dalam karya fotografi. Berbeda dengan Scanner dan kamera lubang jarum yang masih “melukis dengan cahaya”.

Cara Kerja alat Ultrasonografi
            
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion.

Display Mode’s Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :

1. A- mode L  : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima transducer.

2. B- mode      : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.

3. M- mode     : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.
 
Penyulit

Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan gelombang suara yang sangat kuat.

Persiapan pasien

Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat-alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh.

Pemakaian Klinis

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh.

USG digunakan antara lain :
1.      Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
2.      membedakan kista dengan massa yang solid.
3.      mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.
4.      Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
5.      Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG.
6.      Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

JENIS PEMERIKSAAN USG

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
Pengolahan dan Analisis Gambar
Foto-foto tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai saat ini, dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan terkenal asal Inggris, Prof Stuart Campbell yang mempelopori teknik rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat tersebut tidaklah benar sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound 4D, yang mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan menghasilkan gambar yang membuat orangtua seperti menonton video kehidupan bayinya.
Foto-foto tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof Campbell, mengatakan, Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam kandungan, bisa diselidiki. Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal? Apakah janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa janin mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita. Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia kandungan si ibu baru 12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini, kira-kira, 275 poundsterling (kurang lebih 4 juta rupiah).
Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya “baru berusia 31 minggu“ mengatakan, Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi wajahnya, tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia tersenyum. Kate Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan, Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami. Meski begitu, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat tersenyum dalam rahim ibunya. Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum.”

Electromedical Engineering

Saat ini sudah menjadi suatu prosedur standar untuk memanfaatkan  teknologi  ultrasonography (USG), sebagai salah satu cara untuk  memonitor perkembangan  janin dalam kandungan ibu.  Ultrasonography adalah salah satu dari produk  teknologi medical  imaging yang dikenal sampai saat ini. Apa itu medical imaging?   Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk  mencitrakan  bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue)  pada tubuh, tanpa membuat  sayatan atau luka (non-invasive).  Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti  dengan teknik  pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan   direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar  bekerjanya peralatan MI.
Teknologi MI dimulai dari penemuan sinar-X oleh Rontgen pada  awal 1900-an,  dimana produk pertama citra dari X-ray adalah  tangan istri Rontgen. Dasar yang  digunakan untuk membuat citra  dengan sinar-X adalah adanya atenuansi intensitas  sinar-X saat  melawati tissue, organ atau tulang, yang kemudian atenuansi  intensitas  tersebut dideteksi oleh suatu negative film. Teknik ini  populer dengan sebutan foto  Rontgen.
Kemudian dengan kemajuan sistem elektronik dan komputer  digital, teknik yang  digunakan pada foto Rontgen mulai  dikembangkan, sehingga memungkinkan  pengantian media film  dalam citra digital. Lebih dari itu volume (3-dimensi) imaging  juga  dimungkinkan dengan modifikasi prinsip dari foto Rontgen,  sehingga menjelma  menjadi Computed Tomography scanner (CT- scan). Dengan CT-Scan, citra dari  setiap potongan penampang  (slices) tengkorak dari bagian atas sampai leher dapat  dihasilkan  dalam beberapa menit, kemudian dari "tumpukan" citra tiap slices  dapat  dilakukan rekonstruksi kembali bentuk tulang tengkorak  dalam 3 dimensi, sehingga  memudahkan visualisasi dan tentunya  diagnosis lebih lanjut apabila diperlukan.
Kemudian diilhami dari prinsip sonar yang digunakan untuk  mendeteksi kehadiran  kapal selam pada perang kedua, gelombang  akustik dengan frequency diatas  kemampuan manusia dapat  mendengar, yang dikenal dengan ultrasonik, pada tahun  1960  mulai dikembangkan untuk keperluan MI, yang sekarang dikenal   ultrasonography (USG). Citra yang dihasilkan dari USG adalah  memanfaatkan hasil  pantulan (echo) dari gelombang ultrasonik  apabila ditrasmisikan pada tissue atau  organ tertentu. Echo dari  gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan  transduser, yang  mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk dioleh   dan direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan tranduser  ultrasonik dengan  kemampuan resolusi yang baik, diikuti dengan  makin majunya teknologi komputer  digital serta perangkat lunak  pendukungnya, membuat pengolahan citra secara  digital  dimungkinkan dalam USG, bahkan untuk membuat rekonstruksi  bentuk janin  bayi dalam 3 dimensi sudah mulai dikenal.
Kemudian dimulai dari pemahaman akan adanya satu interaksi inti  atom dengan  medan magnet di sekitar tahun 1940-an, kemudian  berkembang pemanfaatannya  untuk keperluan MI, karena pada  dasarnya tubuh manusia , 75% adalah molekul  air, dimana atom  hidrogen adalah salah satu komponen penyusun molekul air.   Karena tiap atom hidrogen secara alami berputar (spinning),  sehingga menghasilkan  momen magnet yang dapat dibayangkan  seperti batang magnet yang kecil. Tetapi  karena orientasi yang  acak, sehingga total dari momen magnet tersebut tidak   menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan. Dalam medan  magnet yang  relative kuat, kira- kira lebih dari 20 ribu kali dari  kuat medan magnet bumi, momen  magnet tiap atom hidrogen  dapat dibuat sejajar dengan arah medan magnet yang  digunakan.  Untuk membuat suatu citra jaringan sel yang diinginkan, pulsa  dalam  radio frequency (RF) ditrasmisikan dari antena khusus,  untuk memaksa orientasi  momen magnet yang telah sejajar  berubah dari posisi awal. Kemudian setelah  pengaruh pulsa (RF)  hilang, orientasi momen magnet dari atom hidrogen  berbondong-  bondong kembali ke posisi awal (sejajar dengan medan magnet),   sambil meng-emisi-kan sinyal radio yang lemah pada frequency  tertentu. Kemudian  dengan coil, sinyal radio itu dideteksi dan  dianalisa serta diolah dengan komputer  digital untuk menghasilkan  suatu citra. Teknik ini adalah prinsip yang digunakan  pada  Magnetic Resonance Imaging (MRI). Sekitar tahun 1980-an  prototipe  pertama MRI yang dicoba untuk manusia mulai  dilaporkan.
Dalam 100 tahun lebih perkembangan teknologi MI, boleh  dikatakan setiap produk  teknologi terbaru selalu berusaha di  adaptasi dalam perangkat MI, dengan tujuan  membantu proses  diaganosis yang makin akurat dan juga mengurangi efek samping   bagi pasien serta ketidaknyamanan pasien selama proses imaging  dilakukan.  Dengan hadirnya sistem digital, baik dari penyimpanan  citra maupun pengolahannya  serta jaringan komputer  berkecepatan tinggi, proses diagnosis berdasarkan  gabungan citra  yang dihasilkan dari berbagai perangkat MI (multi modality  imaging),  menjadi satu teknik baru untuk meningkatkan keakuratan  diagnosis.
Di akhir abad 20, perangkat MI mulai digunakan untuk menuntun  proses therapi  dan juga pada pembedahan dengan meminimalkan  luka (minimum invasive surgery).  Contoh kasus dalam therapi  tumor pada liver, dengan CT-scan atau MRI, lokasi  dari sel tumor  dalam diidentifikasi dengan akurasi yang tinggi. Dengan satu teknik   pengolahan citra, visualisasi dari tumor liver secara 3-dimensi  dimungkingkan,  sehingga membantu ahli medis untuk  merencanakan therapi dengan lebih baik.
Salah satu teknik yang kini dikembangkan untuk mematikan  pertumbuhan sel tumor  adalah memanaskan sel tumor tersebut  diatas 43 derajat celcius dalam beberapa  menit. Sinar laser adalah  salah satu sumber panas yang dapat digunakan, dimana  serat optik  digunakan untuk mengalirkan energi langsung ke sel tumor. Untuk   meletakkan serat optik dengan perangkat pendukungnya tepat  pada sel tumor  dengan meminimalkan luka pada organ yang sehat,  saat ini citra dari perangkat MI  memungkinkan digunakan. Untuk  menjamin hanya sel tumor yang dimatikan dengan  meminimalkan  efek samping pada sel yang sehat, distribusi temperatur secara 3   dimensi perlu untuk dilakukan. Untuk keperluan tersebut, MRI juga  dimungkinkan  digunakan dengan beberapa modifikasi pada  pemrosesan citra. Untuk evaluasi hasil  therapi, sekali lagi citra dari  MRI dapat digunakan untuk memprediksi volume dari  sel tumor  yang berhasil dimatikan.
Sebagai penutup, perkembangan perangkat MI dan pemanfaatan  untuk mendukung  proses diagnosis, penuntun therapi dan minimaly  invasive surgery akan terus  berlanjut. Dari pengalaman penulis  sebagai peneliti dalam riset medical engineering  di TU-Delft  Belanda, dengan perangkat MI yang tersedia dimungkinkan   pengembangan prosedur terapi atau metode diagnosis sehingga  yang lebih baik  dapat ditemukan.
Di sini ide dan problem yang dihadapi oleh ahli medik harus dapat  ditangkap dan  diformulasikan menjadi problem engineering oleh  insinyur untuk dicari solusinya.  Untuk keperluan tersebut,  diperlukan satu bidang keahlihan khusus yang  menjebatani  problem klinik dan problem engineering yang terkait. Satu  tantangan  tersendiri bagi pendidikan tinggi di Indonesia untuk  menyiapkan pakar yang mampu  menjawab masalah alih teknologi  di bidang MI khususnya dan medical engineering  pada umumnya,  dengan tujuan akhir meningkatkan pelayanan kesehatan   masyarakat dengan memaksimalkan manfaat dan meminimalkan  investasi yang  diperlukan.

Referensi

—  Suprijanto, Penguasaan Teknologi “Medical Imaging”. IATF-ITB.2008
—  WordPress.com,Prinsip kerja sensor pizoelektrik pada alat ultrasonography.JULI 2007
—  Afriana Carlina – UNIKOM” http://afrianacarlina.blogspot.com/2008/04/usg-ultrasonography.html.APRIL 2008
—  www.eyetumour.com/.../large/ultrasonography.jpg
—  Sarwono Prawirohardjo. 2002.” Perdarahan Antepartum, Ultrasonografi dalam obstetri, Ilmu kebidanan”. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, FK-UI.


Posted via Blogaway

PRINSIP KERJA ALAT RADIOLOGI

Radiologi (Roentgenology) merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan penggunaan sinar X untuk kepentingan teraputik dan diagnosa. Roentgen (1843-1923) menemukan sinar-x pada tahun 1895 yang kemudian dinamakan sebagai Roentgenology.

Sinar-X untuk kepentingan Teraputik

Sinar-x sangat berbahaya bagi sel-sel hidup khususnya sel-sel gonad dan sel-sel embrional yang belum dewasa. Sinar tersebut dapat menyebabkan perubahan biologis baik somatik maupun genetik. Pada dosis yang tinggi sinar tersebut dapat menyebabkan destruksi terhadap sel-sel secara langsung dan sinar tersebut memiliki kemampuan khusus bagi jaringan malignan. Kemampuan ini memiliki keuntungan pada penggunaan sinar-x untuk tujuan terapi dan juga untuk pengobatan lesi malignan. Sebuah alat yang dinamakan r-meter atau Roentgen-meter ditempatkan pada alat sinar-x yang dapat digunakan sebagai menetapkan jumlah sinar-x yang dikeluarkan oleh mesin sinar-x untuk mengobati tumor dan penyakit lainnya. Ukuran kualitas sinar radiasi yang dikeluarkan diukur dalam satuan „r“. Sejumlah unit dosis sinar-x yang terabsorbsi dinamakan rad. Beberapa elemen seperti radium, bahan pewarna sinar-x dan elemen-elemen ini dapat digunakan untuk kepentingan terapi seperti jarum Radium.

Sinar-x untuk Kepentingan Diagnostik

(Sejak diketahui sinar-x dapat menembus masuk hampir setiap unsur meliputi alumunium dan mampu untuk menghasilkan perubahan kimia pada film fotografi maka dari itu dapat digunakan sebagai Radiografi.

Radiograf (gambar sinar-x) merupakan hasil fotografik yang dihasilkan oleh sinar-x yang menembus objek atau tubuh dan di rekord oleh film khusus.

Fluoroscopy (Radioscopy; screening): Meskipun sinar-x tidak dapat terlihat oleh mata tetapi dapat menyebabkan beberapa unsur kimia seperti (Kalsium tungstat, Barium sulfat, Seng sulfid, Seng cadmium sulfid, Barium platinocyanida, dan sebagainya) menjadi bersinar atau dapat terlihat. Layar fluoresen yang digunakan untuk tujuan ini terdiri dari papan yang telah di mengandung kalsium tungstat. Sinar-x menembus tubuh pasien dan ditangkap pada papan dan gambar kemudian dapat dilihat. Keuntungan dari fluoroscopy adalah pergerakan organ dalam dapat diobservasi secara langsung namun pada radiografi hanya gambaran fotograf saja yang dapat dilihat. Fluoroscopy lebih banyak membantu pada kasus dislokasi dan sebagainya.Tetapi kekurangannya adalah tidak memberikan rekord yang permanen seperti layaknya radiograf dan meliputi resiko radiasi tambahan kepada pasien dan pengamat dapat terekspose sinar-x lebih lama. Namun terkadang fluoroscopy memiliki kepentingan untuk mendiagnosa emfisema pulmoner dan gangguan perikardial yang dimana pada radiograf tidak bisa memberikan hasil diagnostik yang baik. Fluoroscopy pada emfisema pulmoner akan menampilkan diafragma yang datar yang dimana tidak menunjukkan pergerakan inspirasi dan ekspirasi yang normal. Gambaran jantung pada gangguan perikardial akan menunjukkan pergerakkan sistolik dan diastolik yang normal tetapi hanya vibrasi saja.

Sinar-x

Sinar-x meliputi kategori gelombang elektromagnetik, panjang gelombang sinar-x, yang diukur dalam satuan Angstrom Unit (AU). Satu AU sama dengan 1/100,000,000cm atau 1/10,000,000mm. Layaknya seperti sinar yang lain, sinar-x bergerak dengan kecepatan 186,000 mil perdetik. Sebagai perbandingan perbandingan panjang gelombang berbagai gelombang elektromagnetik diterangkan dibawah ini.

Perbandingan Panjang Gelombang Beberapa Sinar

(a) Dalam Ukuran Angstrom Unit

Kurang dari 1/10 : Sinar-x yang digunakan untuk radiology

1/10 sampai ½ : Radiologi medis

½ sampai 25 : Sinar-x lemah

25 sampai 4,000 : Sinar UV

4,000 sampai 7,700 : Sinar lampu

7,700 sampai 10,000,000 AU

Atau : Sinar Infra Merah

7,700 sampai 1/1,000

(b) Dalam Satuan Meter

Mendekati 1/100 M : Gelombang mikro (radar)

Mendekati 1 M : Televisi

Mendekati 100 M sampai 1,000 M : Alat komunikasi

Mendekati 10,000,000 M : 60 siklus AC

Tabung Sinar-x

Sinar-x dihasilkan melalui arus listrik bervoltase tinggi. Diperlukan 10 kilovolt untuk dapat menghasilkan sinar-x kemampuan rendah. 30 sampai 100 KVP (kilovolt peak) atau lebih yang dibutuhkan mesin untuk radiografi dan fluoroscopy. Mesin x-ray untuk kegunaan radiasi teraputik tetap memerlukan voltase yang tinggi. (1 kilovolt=1000 volt)

Tabung sinar-x terdiri bola lampu hampa udara yang mengandung anoda dan katoda yang terpisah dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Anoda (+) dinamakan sebagai target dan katoda (-) dinamakan sebagai filamen. Apabila listrik sudah mengalir elektron akan bergerak dari filamen dan menghantam target dengan kekuatan penuh. Energi yang dikeluarkan biasanya dikonversikan menjadi panas dan hanya sebagian (sekitar 1%) yang menjadi sinar cahaya meliputi sinar-x.

Tabung sinar-x sangat tertutup dalam sebuah tabung yang pada salah sakotu sisinya ada sebuah bukaan yang kecil yang dilapisi oleh lapisan aluminium. Sejak diketahui sinar-x dapat menembus aluminium, sinar-x x akan menembus aluminium sementara sinar yang lainnya tertahan olehnya. Jumlah sinar-x yang keluar dapat diatur dengan menyesuaikan diafragma.


Posted via Blogaway

SEJARAH SINAR X

Bisakah pembaca bayangkan andaikata dunia tak punya alat Rontgen? Nyaris mustahil! Wilhelm Conrad Rontgen si penemu sinar X dilahirkan tahun 1845 di kota Lennep, Jerman. Dia peroleh gelar doktor tahun 1869 dari Universitas Zurich. Selama sembilan belas tahun sesudah itu, Rontgen bekerja di pelbagai universitas, dan lambat laun peroleh reputasi seorang ilmuwan yang jempol. Tahun 1888 dia diangkat jadi mahaguru bidang fisika dan Direktur Lembaga Fisika Universitas Wurburg. Di situlah, tahun 1895, Rontgen membuat penemuan yang membuat namanya kesohor.

Tanggal 8 Nopember 1895 Rontgen lagi bikin percobaan dengan "sinar cathode." Sinar cathode terdiri dari arus electron. Arus diprodusir dengan menggunakan voltase tinggi antara elektrode yang ditempatkan pada masing-masing ujung tabung gelas yang udaranya hampir dikosongkan seluruhnya. Sinar cathode sendiri tidak khusus merembes dan sudah distop oleh beberapa sentimeter udara. Pada peristiwa ini Rontgen sudah sepenuhnya menutup dia punya tabung sinar cathode dengan kertas hitam tebal, sehingga biarpun sinar listrik dinyalakan, tak ada cahaya yang bisa terlihat dari tabung. Tetapi, tatkala Rontgen menyalakan arus listrik di dalam tabung sinar cathode, dia terperanjat melihat bahwa cahaya mulai memijar pada layar yang terletak dekat bangku seperti distimulir oleh sinar lampu. Dia padamkan tabung dan layar (yang terbungkus oleh barium platino cyanide) cahaya berhenti memijar. Karena tabung sinar cathode sepenuhnya tertutup, Rontgen segera sadar bahwa sesuatu bentuk radiasi yang tak kelihatan mesti datang dari tabung ketika cahaya listrik dinyalakan. Karena ini merupakan hal yang misterius, dia sebut radiasi yang tampak itu "sinar X." Adapun "X" merupakan lambang matematik biasa untuk sesuatu yang tidak diketahui.

Tergiur oleh penemuannya yang kebetulan itu, Rontgen menyisihkan penyelidikan-penyelidikan lain dan pusatkan perhatian terhadap penelaahan hal-ihwal yang terkandung dalam "sinar X." Sesudah beberapa minggu kerja keras, dia menemukan bukti-bukti lain seperti ini: (1) sinar X bisa membikin sinar pelbagai benda kimia selain "barium platinocyanide." (2) sinar X dapat menerobos melalui pelbagai benda yang tak tembus oleh cahaya biasa. Khusus Rontgen menemukan bahwa sinar X dapat menembus langsung dagingnya tetapi berhenti pada tulangnya. Dengan jalan meletakkan tangannya antara tabung sinar cathode dan layar yang bersinar, Rontgen dapat melihat di layar bayangan dari tulang tangannya. (3) sinar X berjalan menurut garis lurus; tidak seperti partikel bermuatan listrik, sinar X tidak terbelokkan oleh bidang magnit.

Sinar X memberi sumbangan besar dan kemajuan dunia kedokteran

Bulan Desember 1895 Rontgen menulis kertas kerja pertamanya mengenai sinar X. Laporannya dalam waktu singkat menggugah perhatian dan kegemparan. Dalam tempo beberapa bulan, beratus ilmuwan melakukan penyelidikan sinar X, dan dalam tempo setahun sekitar 1000 kertas kerja diterbitkan tentang masalah itu! Salah seorang ilmuwan yang penyelidikannya langsung bersandar dari hasil penemuan Rontgen adalah Antoine Henri Becquerel. Orang ini, meskipun maksud utamanya menyelidiki sinar X, justru menemukan fenomena penting tentang radioaktivitas.

Secara umum, sinar X bekerja bilamana enerji tinggi elektron mengenai sasaran. Sinar X itu sendiri tidak mengandung elektron, tetapi gelombang elektron magnetik. Oleh karena itu pada dasarnya dia serupa dengan radiasi yang dapat terlihat mata (yaitu gelombang cahaya), kecuali panjang gelombang sinar X jauh lebih pendek.

Penggunaan sinar X yang paling dikenal --tentu saja-- di bidang pengobatan dan diagnosa gigi. Penggunaan lain adalah di bidang radioterapi, di mana sinar X digunakan untuk menghancurkan tumor ganas atau mencegah pertumbuhannya.

Sinar X juga banyak digunakan di pelbagai keperluan industri. Misalnya, bisa digunakan buat ukur tebal sesuatu benda atau mencari kerusakan yang tersembunyi. Sinar X juga berfaedah di banyak bidang penyelidikan ilmiah, mulai dari biologi hingga astronomi. Khususnya, sinar X menyuguhkan para ilmuwan sejumlah besar informasi yang berkaitan dengan atom dan struktur molekul.

Kendati begitu, orang janganlah berlebih-lebihan menilai arti penting Rontgen. Memang benar, penggunaan sinar X membawa banyak manfaat, tetapi orang tidak bisa berkata dia telah merombak keseluruhan teknologi kita, seperti halnya penemuan Faraday atas pembuktian elektro magnetik. Begitu pula orang tidak bisa bilang penemuan sinar X benar-benar merupakan arti penting yang mendasar dalam teori ilmu pengetahuan. Sinar ultraviolet (yang panjang gelombangnya lebih pendek ketimbang cahaya yang tampak oleh mata) telah diketahui orang hampir seabad sebelumnya. Adanya sinar X --yang punya persamaan dengan gelombang ultraviolet, kecuali panjang gelombangnya masih lebih pendek-- masih berada dalam kerangka fisika klasik. Di atas segala-galanya, saya pikir layak menempatkan arti penting Rontgen di bawah Becquerel yang penemuannya lebih punya makna penting yang mendasar.

Rontgen tak punya anak, karena itu dia dan istrinya mengangkat anak seorang gadis. Tahun 1901 Rontgen menerima Hadiah Nobel untuk bidang fisika, yang untuk pertama kalinya diberikan untuk bidang itu. Dia tutup usia di Munich, Jerman tahun 1923.


Posted via Blogaway