Proses pengolahan limbah cair medis dengan metode ozonisasi diawali
dengan mengumpulkan limbah cair tersebut pada sebuah kolam
equalisasi lalu dipompakan ke tangki
reaktor untuk dicampurkan dengan
gas ozon.
Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik
dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair. Limbah cair yang sudah
teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk dicampurkan koagulan. Sementara itu, proses
sedimentasi berlangsung pada tangki selanjutnya. Pada proses ini, polutan
mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki
reaktor dapat diendapkan.
Selanjutnya dilakukan proses penyaringan pada tangki
filtrasi. Pada tangki ini terjadi
proses absorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat polutan yang terlewatkan pada
proses koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan oleh permukaan karbon aktif.
Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi
menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif
harus diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci.
Air yang keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang dengan
aman ke sungai.
Limbah Cair Rumah Sakit (Medis)
Medis merupakan salah satu bidang yang sangat urgen di
masyarakat. Pihak yang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat
adalah medis. Telah banyak kemajuan yang dikembangkan di kalangan medis indonesia
hingga saat ini.
Akses kesehatan yang cepat dan bermunculannya berbagai metode
pengobatan marak di masyarakat ternyata menghasilkan limbah cair medis yang
sangat berbahaya di tiap Rumah Sakit di Indonesia. Ternyata salah satu tempat
penyembuhan orang sakit justru menjadi sumber penyakit. Hal ini berkaitan
dengan limbah yang dihasilkannya tidak ditangani dengan benar. Kebanyakan rumah
sakit tidak mengolah terlebih dahulu limbah cair medis tersebut tapi langsung
membuangnya ke sungai.
Limbah yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya
mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat
membahayakan bagi kesehatan masayarakat sekitar rumah sakit tersebut.
Limbah cair medis yang berasal dari
labolatorium paling perlu diwaspadai. Untuk foto rontgen misalnya, ada cairan
tertentu yang mengandung radioaktif cukup berbahaya setelah bahan ini digunakan.
Proses Ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses
menggunakan Ozon ini pertama kali diperkenalkan Nies dari Perancis sebagai
metode sterilisasi air minum pada tahun 1906. Teknologi pengolahan limbah cair
medis yang banyak digunakan adalah septic tank dan insenator.
Keduanya sekarang
terbukti memiliki nilai negatif besar. Septic tank banyak dipersoalkan lantaran
rembesan air dari tangki yang dikhawatirkan dapat mencemari tanah. Sedangakan
insenator, metode yang digunakan dengan teknik pembakaran pada sampah medis
juga bukan berarti tanpa cacat.
Badan perlindungan lingkungan AS menemukan
bahwa teknik insenerasi merupakan sumber utama zat dioksin yang sangat beracun.
Penelitian terakhir menunjukan bahwa zat dioksin inilah yang menjadi pemicu
tumbuhnya kanker pada tubuh.
Pada tulisan ini akan dipaparkan mengenai
metode lain untuk mengolah limbah cair medis, kekurangan dan kelebihannya.
Metode alternatif tersebut adalah teknologi pengolahan limbah cair medis dengan
metode Ozonisasi.
Salah satu metode sterilisasi limbah cair medis yang
direkomendasikan oleh United States Environment Protection Agency (USEPA) tahun
1999. Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak diperlukan untuk sterilisasi
bahan makanan, pencucian alat kedokteran, mengolah limbah cair tekstil, cat
kulit, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja di perkantoran.
Ozonisasi
Luasnya penggunaan ozon ini tidak
terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi
dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential 2.07 V. Selain
itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti
corona discharge (Berlanga, 1998).
Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu
membunuh berbagai macam mikroorganisma seperti bakteri Escherichia coli,
Salmonella enteriditis, Hepatitis A Virus serta berbagai mikroorganisma patogen
lainnya (Crites, 1998).
Melalui proses oksidasi langsung ozon akan merusak
dinding bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga
melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy (HO2) dan
hydroxyl radical (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air.
Ozonisasi
limbah cair medis Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium,
dapur, laundry, toilet, dan lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam
equalisasi lalu dipompakan ke tangki reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon.
Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik
dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair (Harper, 1986). Limbah cair yang
sudah teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk dicampurkan
koagulan.
Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini,
polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam
tangki reaktor dapat diendapkan (Harper, 1986).
Selanjutnya dilakukan proses
penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi proses adsorpsi,
yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses
koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila
seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap
maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus
diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air yang
keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke
sungai (Harper, 1986).
Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil
radikal (-OH), sebuah radikal bebas yang memiliki potential oksidasi yang
sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon (1.7 V) dan chlorine (1.36 V).
Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat mengoksidasi berbagai
senyawa organik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan sebagainya). Sebagai
contoh, fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikalakan berubah menjadi
hydroquinone, resorcinol, cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadi
asam oxalic dan asam formic, senyawa organik asam yang lebih kecil yang mudah
teroksidasi dengan kandungan oksigen yang di sekitarnya. Sebagai hasil akhir
dari proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan air (Harper,
1986).
Hidroksil radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga
dapat dipergunakan dalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma,
menghilangkan bau, dan menghilangkan warna pada limbah cair. Dengan demikian
akan dapat mengoksidasi senyawa organik serta membunuh bakteri patogen, yang
banyak terkandung dalam limbah cair rumah sakit (Wilson, 1986).
Pada saringan
karbon aktif akan terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang
akan diserap oleh permukaan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon
aktif ini sudah jenuh, proses penyerapan akan berhenti. Maka, karbon aktif
harus diganti baru atau didaur ulang dengan cara dicuci (Wilson, 1986).
Aplikasi Sistem Ozonisasi di Rumah Sakit
Aplikasi sistem ozonisasi sering dikombinasikan dengan lampu
ultraviolet atau hidrogen peroksida. Dengan melakukan kombinasi ini akan
didapatkan dengan mudah hidroksil radikal dalam air yang sangat dibutuhkan
dalam proses oksidasi senyawa organik.
Teknologi oksidasi ini tidak hanya dapat
menguraikan senyawa kimia beracun yang berada dalam air, tapi juga sekaligus
menghilangkannya sehingga limbah padat (sludge) dapat diminimalisasi hingga
mendekati 100%.
Dengan pemanfaatan sistem ozonisasi ini pihak rumah sakit
tidak hanya dapat mengolah limbahnya tapi juga akan dapat menggunakan kembali
air limbah yang telah terproses (daur ulang). Teknologi ini, selain efisiensi
waktu juga cukup ekonomis, karena tidak memerlukan tempat instalasi yang luas
(Wilson, 1986).
Reaktor air berozon Indonesia Ozon banyak dipergunakan dalam
proses oksidasi, dekolorisasi, sterilisasi, dan deodorasi dan dapat digunakan
untuk mengolah limbah cair industri, rumah sakit, hotel, dan juga untuk proses
pencucian bahan makanan dan peralatan medik dalam bentuk air berozon.
Komponen-komponen utama alat pembuat air berozon Deskripsi disederhanakan menjadi
satu sistem terpadu, tanpa pipa penghubung, dengan membuat pipa gas dan pipa
air pada satu poros untuk menghasilkan air berozon dengan konsentrasi tinggi.
Air yang digunakan sekaligus berfungsi sebagai pendingin alat ozonizer.
Penyempurnaan alat ini dari alat sejenis dengan metode plasma mampu
meningkatkan efisiensi pembentukan ozon dan tidak memerlukan pendingin khusus
pada ozonizer tersebut. Keunggulan + Sistem lebih sederhana Inovasi + Biaya
pembuatan air berozon lebih murah Potensi Aplikasi Pengolahan limbah cair
Status Telah dikomersialkan Pengembangan Status Paten Telah dipatenkan Inovator
Dr. Anto Tri Sugiharto Organisasi Pusat Inovasi LIPI Silahkan kunjungi
www.bic.web.id.
Sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa
disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential 2.07 V dan dapat dengan mudah
dibuat dengan menggunakan plasma seperti corona discharge. Ozonisasi merupakan
salah satu alternatif dalam penanganan masalah limbah cair medis. Terbukti
bahwa metode pengolahan limbah ini lebih mengefisienkan waktu dan biaya
pengolahan karena tidak memerlukan tempat pengolahan limbah yang luas.
Sumber tulisan :
Di sadur dari Proposal KTI yang disusun oleh :
Ade Esa Nurasiah, Idin
Azharudin, Imas Saidah, Dede Darwati, Sandra Permana, Siti Nurlailla dan Siti
Nurlaela.
PRODI FISIKA FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar