Dalam fisika dan kimia, plasma (juga disebut gas terionisasi
karena terbentuk dari benda bersifat gas yang terionisasi oleh panas) adalah
keadaan benda fase-gas berenergi, yang sering disebut sebagai "keadaan
benda keempat", yang beberapa atau semua elektron di orbit atom terluar
telah terpisah dari atom atau molekul. Hasilnya adalah sebuah koleksi ion dan
elektron yang tidak lagi terikat satu sama lain. Karena partikel-partikel ini
terionisasi (bermuatan), gas ini bertingkah laku lain dari gas biasa, contohnya,
kehadiran medan elektromagnetik. Keadaan benda ini pertama kali diidentifikasi
oleh Sir William Crookes pada 1879, dan disebut "plasma" oleh Irving
Langmuir pada 1928.
Perlakuan "fluid" biasa datang dari kombinasi
persamaan Navier Stokes dinamika fluid dan persamaan Maxwell Elektromagnetisme.
Hasil dari himpunan persamaan ini, dengan perkiraan yang tepat, disebut
Magnetohidrodinamika (atau MHD pendeknya).
Fisika plasma sangat penting dalam astrofisika. Banyak
objek-objek astronomi, termasuk bintang, piringan accretion, nebula, dan
interstellar medium, terdiri dari plasma. Ia juga penting dalam ilmu
aerodinamika seperti hipersonik, karena pada kecepatan hipersonik, interaksi
dari gelombang kejut (shockwave) dan lapisan batasan menciptakan panas yang
mengionisasi udara di sekitar badan pesawat tersebut. Ini terjadi, contohnya,
pada saat pesawat ulang-alikmasuk kembali ke atmosfer bumi. Fisika plasma juga
digunakan dalam mempelajari fusi nuklir karena banyak reaksi fusi terjadi dalam
plasma.Plasma dapat pula digunakan pada TV Plasma dan lampu neon.
Plasma adalah gas terionisasi. Derajat ionisasi bisa
dikontrol dengan tegangan yang diaplikasikan. Dengan membuat plasma dalam air
akan dihasilkan berbagai macam spesies aktif yang hampir keseluruhan dari
spesies aktif tersebut memiliki tingkat oksidasi potensial yang tinggi yang
berpotensi dalam menguraikan kandungan senyawa organik di dalam air. Disamping
itu juga, plasma juga dapat menghasilkan sinar UV dan gelombang kejut yang juga
berpotensi untuk menguraikan kandungan senyawa organik dalam air secara significan
(hazmi dkk, 2011).
Plasma merupakan jenis zat keempat selain zat klasik padat,
cair dan gas yang ditemukan pada tahun 1928 oleh ilmuan Amerika, Irving
Langmuir dalam ekperimennya melalui lampu tungsten filament. Plasma dibuat
dengan pemanfaatan tegangan listrik dengan menghadapkan dua elektroda diudara
bebas.
Udara adalah isolator, materi yang tidak menghantarkan
listrik namun apabila kedua elektorda tersebut diberikan tegangan listrik yang
cukup tinggi kira-kira 10kV maka sifat konduktor akan muncul pada udara
tersebut. Bersamaan dengan itu pula maka tegangan listrik mulai mengalir
(electrical discharge). Semakin besar tegangan listrik yang diberikan pada
elektroda maka semakin besar pula ion dan elektron bebas yang terbentuk. Pada
tahun 1833, Faraday menunjukan bahwa jumlah zat-zat yang teroksidasi dan
tereduksi pada elektroda-elektroda berbanding lurus dengan waktu dan jumlah
kuat arus yang melalui sel tersebut (Tuhu dkk).
Secara umum ada beberapa jenis dari plasma yang dikategorikan
sesuai dengan temperatur dan tekanan operasi dari gas. Untuk limbah padat,
karena adanya proses pelelehan dan penguapan, dibutuhkan kondisi operasi dengan
temperatur dan tekanan yang tinggi. Untuk pengolahan air, tergantung dari jenis
polutan yang akan dihilangkan dan biasanya kategori jenis plasma yang digunakan
adalah plasma dengan kondisi operasi temperatur yang rendah dengan tekanan yang
tinggi. Tabel 1 menunjukan jenis-jenis plasma yang digunakan dalam dunia
perindustrian (Chang 2007).
Low pressure plasma biasanya digunakan untuk semikonductor,
lampu dan lasers. Non thermal plasama biasanya digunakan untuk pengaturan
polusi udara, pengolahan sampah, pelapisan polimer. Thermal plasma biasanya
digunakan untuk pengolahan limbah padat, pelapisan, ceramic processing,
pengolahan air dan nuclear fusion plasma dugunakan untuk kebutuhan energi dan
militer.
Plasma juga salah satu jenis zat kimia aktif yang dapat
mengalami reaksi seperti ionisasi, eksitasi, disosiasi, transfer atom dan
molekul. Laju reaksi akan lebih tinggi untuk reaksi radikal apabila terdapat
ion dan elektron yang terlibat dalam reaksi. Jenis reaksi kimia dan urutan besarnya
laju reaksi pada Tabel 2.
Dalam plasma terjadi beberapa kondisi-kondisi yaitu (i) atom
dapat tereksitasi secara elektronik, (ii) beberapa atom yang berada dalam
keadaan metastabil dapat memiliki waktu hidup beberapa milidetik, (iii) molekul
dapat mengalami rotasi, getaran dan eksitasi, (iv) beberapa molekul metastabil
memiliki waktu hidup beberapa detik.
BERSAMBUNG....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar