basukidwiputranto.blogspot.com

basukidwiputranto.blogspot.com

Senin, 14 Agustus 2017

BAGIAN INTI DARI SYSTEM MRI

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas radiologi diagnostik imajing yang menggunakan sistem magnetisasi dalam upaya memvisualisasikan citra hasilnya. Untuk menunjang upaya tersebut, modalitas MRI mempunyai sistem instrumentasi yang terdiri dari: 

  1. Magnet Utama
  2. Gradien Coil Magnet
  3. RF Coil
  4. Sistem Komputer


Berikut ini salah satu contoh Skematik Blok Diagram System MRI.


1. Magnet Utama

Magnet utama adalah magnet yang memproduksi kuat medan yang besar dan mampu menginduksi jaringan atau objek. Sehingga menimbulkan magnetisasi dalam objek itu sendiri. Medan magnet yang digunakan untuk diagnosis medis mempunyai jangkauan antara 0,1 Tesla sampai 3,0 Tesla (Bontrager 2001).

Pembangkitan medan magnet untuk MRI pada saat ini menggunakan salah satu dari tipe magnet, yaitu magnet permanen yang terbuat dari bahan ferromagnetic, magnet resistif atau magnet super konduktif. Sedangkan untuk menjaga kestabilan, keseragaman atau kehomogenan medan magnet utama dipasang koil elektromagnetik yang disebut Shim Coil pada pusat koil utama. Homogenitas magnet diharapkan berkisar antara 1 sampai 10 ppm (Wesbrook dan Kaut, 1998).
Magnet utama berfungsi sebagai penghasil medan magnet untuk mensejajarkan inti atom hidrogen yang tadinya acak di dalam tubuh. Ada 3 jenis magnet yang bisa digunakan pada pesawat MRI (Wesbrook dan Kaut,1998). Yaitu:

a. Magnet Permanen
Magnet permanen dapat menghasilkan kekuatan medan magnet hingga 0,3 Tesla. Magnet ini dibuat dengan cara menginduksi medan magnet pada sebuah bahan ferromagnetik. Magnet ini berukuran besar dan beratnya mencapai 100 ton (20.000 pounds). Pemeliharaannya relatif murah dan daya kemagnetannya bersifat permanen serta menghasilkan sinyal yang lemah.


b. Magnet Resistif
Magnet resisitif dapat menghasilkan medan magnet dengan kekuatan 0,2 Tesla sampai dengan 0,4 Tesla. Medan magnet resisitif dibuat berdasarkan arus listrik yang yang dialirkan melalui kawat yang dililitkan pada bahan ferromagnetik. Sehingga medan magnet akan timbul di sekitar kawat, tetapi untuk terus mengalami magnetisasi maka memerlukan daya listrik yang kontinyu agar membuat medan magnet yang terbentuk kuat. Beratnya kurang dari 100 Ton. Medan magnet yang dihasilkan terbatas, karena dihasilkan dari hambatan (resistan) yang terjadi akibat adanya aliran listrik pada kawat, kemudian menimbulkan panas yang cukup tinggi. Dalam penggunaannya, memerlukan sistem pendingin.


c. Magnet Superkonduktif
Magnet superkonduktif dapat menghasilkan kekuatan medan magnet hingga 7 Tesla. Prinsip magnet superkonduktif sama dengan magnet resistif. Keduanya mengalirkan arus listrik melalui kawat yang dililitkan. Magnet superkonduktif menggunakan Cryogen yang berupa helium cair dan bahan ferromagnetic sebagai penghasil medan magnet. Dan ditambahkan nitrogen cair sebagai pendingin. Penggunaan cryogen dapat membuat resistensi pada kawat menjadi nol, sehingga arus yang mengalir dapat dinaikkan dan memungkinkan untuk menghasilkan medan magnet yang berkekuatan tinggi, namun memiliki kelemahan. Penggunaan cryogen dapat beresiko, misalnya jika temperatur cryogen naik hingga titik didih helium pada waktu yang bersamaan maka kedua cairan tersebut akan menguap menjadi gas. Proses ini disebut quenching yang dapat berbahaya bagi medan magnet. Perawatan dan pemeliharaannya relatif mahal karena harus mengisi helium sebagai bahan pendingin magnet superkonduktif.


Magnet ini beratnya sekitar 4 ton sampai dengan 16 ton. Dalam hal mencegah pemanasan, magnet superkonduktif memiliki sistem pengaman yaitu evakuasi pipa gas, pemantauan presentase oksigen dan suhu di dalam ruangan MRI serta membuka pintu keluar yang lebar. Magnet superkonduktif sifatnya kontinyu, untuk membatasi magnet, instalasi memiliki sistem pengaman baik pasif (logam) maupun aktif (di luar gantri) untuk mengurangi kekuatan yang datang.



2. Gradien Magnet

Gradien medan magnet Bo sepanjang ketiga sumbu-sumbu spasial orthogonal merupakan prinsip dasar dari produksi citra MRI. 

Gradien-gradien sepanjang sumbu yang lain dapat dijabarkan dengan kombinasi gradien- gradien yang orthogonal. Gambar dibawah ini menunjukkan skema dasar untuk memperoleh suatu gradien Bo yang parallel terhadap arah Bo. 



Dua lilitan kawat (a) dan (b) dialirkan arus listrik yang membangkitkan medan magnet, yang dapat menambah (a) atau mengurangi (b) dari medan utama Bo. 

Pada sembarang waktu sepanjang sumbu gradien, medan magnetic netto sama dengan jumlah Bo ditambah dengan sumbangan dari lilitan (b). 

Lilitan yang lebih dekat ke posisi yang di kehendaki inilah yang memberi efek lebih besar pada medan magnetik netto. 

Pada sebuah titik di tengah-tengah antara kedua lilitan, medan magnet yang dibangkitkan oleh kedua lilitan gradien saling meniadakan, yang menyebabkan medan magnet nettonya sama dengan Bo.

Lilitan gradiennya ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik tengah ini berada pada pusat magnet (Bo) dan ditandai dengan isocenter. Lilitan gradien pada kedua sumbu orthogonal lainnya dibuat berbeda, tetapi keduanya juga memberikan tambahan dan pengurangan terhadap medan Bo tergantung pada sepanjang sumbu-sumbu tersebut. Tambahan pula titik-titik tengah dari sambungan untuk gradien netto sebesar nol diatur untuk terjadi pada isocenter dari magnet. Daya diberikan pada setiap lilitan gradien oleh gradient amplifier yang dikendalikan secara bebas oleh komputer. Dari beberapa sifat gradien medan magnet yang memberikan dampak pada penampilan sistem dan kualitas citra yang optimal adalah:

  • Amplitudo gradien maksimum dapat diperoleh dengan membatasi tebal irisan dan FOV.
  • Linieritas gradien mengacu pada keseragaman koefisien arah (sloop) sepanjang sumbu gradien, gradien yang tidak linier dapat menimbulkan artefak.
  • Kecepatan suatu gradien untuk dibangkitkan dari nilai nol ke amplitudo maksimum harus diupayakan sesingkat mungkin.


Aksi mengubah-ubah gradien on dan off menimbulkan masalah lain. Aksi ini akan menginduksi pembentukan arus elektronik yang disebut Eddy current dalam struktur metalik dari magnet. Arus ini menimbulkan medan magnet tersendiri yang kemudian menghilang dengan laju waktu yang berbeda. Jadi Eddy current adalah hal yang tidak diinginkan dan menimbukan efek yang menurunkan kualitas citra.
Untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan beberapa cara:

  • Dengan mengatur lilitan gradien dengan bentuk pulsa yang tidak dikehendaki, tetapi dengan suatu bentuk pulsa yang ditentukan secara empirik, yang menghapuskan sumbangan Eddy current dan menghasilkan gradien yang dikehendaki magnet.
  • Dengan pemakaian self shielding gradient coil. Lilitan-lilitannya dibuat sedemikian rupa sehingga medan magnet yang timbul diarahkan ke bagian dalam lilitan Hal ini berguna untuk mencegah Eddy current di bagian lain magnet.


3. Radiofrekuensi (RF) Coil

Radiofrekuensi (RF) coil terdiri dari dua tipe coil, yaitu coil pemancar dan coil penerima. Fungsiya lebih mirip sebagai antena. Sistem radiofrekuensi terdiri dari komponen untuk transmisi dan menerima radiofrekuensi gelombang. Ia terlibat dalam pembentukan nuclei, memilih irisan dan menerapkan gradien sinyal akuisisi.


a. Koil 
Koil adalah komponen penting dalam kinerja sistem radiofrekuensi. 
Koil pemancar fungsinya untuk memberikan rangsangan energi RF yang merata keseluruh volume pencitraan. Semua langkah-langkah ini dikendalikan dengan sebuah komputer yang juga mengatur pembangkitan deretan pulsa. Energi RF terakhir dikirim ke lilitan RF dalam magnet yang berfungsi sebagai antena. Pemberian pulsa ini merupakan pengendalian modulasi amplitude yang menyebabkan terjadinya medan magnet pada area yang besarnya 0° sampai 180°. Diperlukan pula frekuensi amplifier untuk modulasi gelombang digital frekuensi larmor proton sehingga energi RF dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan pencitraan MRI. Rancangan lilitan pemancar (transmitter) sangatlah berpengaruh pada pencitraan MRI. Pemberian flip angle pada RF pemancar, berbanding lurus dengan lamanya keluaran sinyal dan amplitudo pulsa RF. 


RF amplifier yang tidak linier dapat menimbulkan flip angle sehingga dapat menghasilkan pencitraan yang mengalami distorsi dari bentuk irisan yang dibangkitkan.

b. Radiofrekuensi penerima (RF receiver)
Koil penerima harus peka terhadap sinyal radiofrekuensi. Magnetisasi transversal menginduksi arus bolak-balik dalam lilitan RF yang digunakan untuk penerima. Lilitan RF ini digunakan untuk menghasilkan medan B1. Sedangkan sinyal RF dengan frekuensi yang mendekati frekuensi Larmor digunakan untuk menghasilkan medan Bo. 

Secara teknis, bekerja pada frekuensi tinggi bukanlah hal yang mudah. Fungsi utama koil penerima adalah untuk menunjukkan secara benar nilai-nilai amplitudo, periode, dan fasa dari sinyal MR yang datang ke dalam memori komputer. Untuk mewujudkan fungsi ini perlu diukur nilai relatif dari sinyal MR terhadap standar yang diketahui. 

Standar yang digunakan untuk suatu RF adalah sebuah local oscillator yang dalam prakteknya seringkali adalah suatu bagian sinyal RF dari frekuensi synthesizer untuk transmisi. 

Kemudian memberikan sesuatu sinyal yang merupakan selisih antara sinyal RF yang ditransmisi dan yang diterima. Sinyal yang berbeda ini berada dalam rentang frekuensi audio (AF). 

Rentang frekuensi inilah yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan lebar pita (bandwidth) penerima. Sinyal AF diperkuat dengan suatu factor 10 hingga 1000 oleh sebuah AF amplifier. 

Sinyal ini kemudian diarahkan ke analog digital converter (ADC) yang mengkonversi sinyal AF menjadi suatu deretan angka biner. Angka-angka ini selanjutnya disimpan dalam memori komputer untuk dimanipulasi dan dilakukan transformasi Fourier dengan resolusi dalam bentuk bit. 

Melihat dari kegunaannya, maka koil ini harus berada pada jarak yang paling dekat dengan objek yang diperiksa. Koil antena dibuat dengan berbagai variasi bentuk dan ukuran. Diantaranya jenis; volume coil, phase array coil dan surface coil.


4. Jenis Koil


a. Body Coil
Body coil berbentuk lingkaran dan terdapat di dalam gantry. Koil ini dapat berfungsi sebagai transmitter dan receiver. Memancarkan pulsa RF untuk semua jenis pemeriksaan organ tubuh dan menerima sinyal pada objek tubuh yang besar. Seperti abdomen dan thorax.

b. Head coil jenis volume coil
Head coil berbentuk seperti helm dan dipasangkan mengelilingi kepala pasien. Koil ini berfungsi untuk menerima sinyal pada pemeriksaan kepala, sedangkan sinyal RF pemancar diberikan oleh body coil.

c. Spine Coil jenis phase array
Spine coil berfungsi sebagai penerima sinyal RF dan digunakan untuk organ tulang belakang.

d. Breast Coil jenis phase array
Breast coil berfungsi sebagai penerima sinyal RF dan digunakan untuk organ payudara.

e. Cervical coil jenis volume coil
Cervical coil berfungsi sebagai penerima sinyal RF dan digunakan untuk pemeriksaan organ leher.

f. Knee Coil jenis volume coil
Knee coil berfungsi sebagai penerima sinyal RF dan digunakan untuk pemeriksaan organ lutut.

g. Surface Coil
Surface coil adalah jenis coil yang digunakan untuk organ yang berada pada permukaan seperti organ extrimitas.

h. Shim Coil
Shim coil berfungsi untuk menjaga kehomogenan medan magnet utama. Shim coil terletak di dalam gantry pada sisi lateral tubuh pasien.



5. Meja Pemeriksaan

Meja pemeriksaan biasanya berbentuk kurva dengan tujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien. Meja disesuaikan dengan bentuk lingkaran magnet utama. Meja pemeriksaan dapat bergerak keluar dan masuk ke dalam gantry secara otomatis.




6. Sistem Komputer


Suatu instrumen MRI modern mempunyai beberapa komputer yang dihubungkan dengan jaringan komunikasi. Sebagai contoh sistem sinyal, sekarang ini mempunyai empat computer; sebuah komputer induk, sebuah komputer array processor dan dua komputer yang berfungsi khusus sebagai status control modem (SCM) dan pulse control modul (PCM) atau disebut juga dengan measurement control.



a. Komputer induk atau komputer utama

Memori inti secara langsung diakses oleh central processing unit (CPU). Memori ini harus cukup besar untuk menampung semua perintah dan bentuk gelombang dalam satu deretan pulsa, satu set data yang masih berupa data mentah dan sejumlah operating soft ware. Software selebihnya untuk keperluan data lainnya dapat ditemukan atau disimpan dalam disk memory.

b. Array processor

Sebuah array processor diperlukan agar rekonstruksi dapat diproses dengan cepat. Untuk itu array processor memerlukan akses langsung untuk mengerjakan rekonstruksi dari keseluruhan citra. Karena deretan pulsa harus bekerja dalam real time, sistem komputer harus memberikan prioritas utama pada pelaksanaan instruksi dalam deretan pulsa. ADC penerima harus mempunyai akses memori untuk menjamin bahwa data yang datang dapat disimpan dengan cepat sehingga tidak ada data yang teringgal atau hilang. Penyimpana data jangka panjang pada umumnya disalurkan ke pita magnetik.

c. Measurement Controle

Measurement controle unit terdiri dari dua bagian, yaitu measurement control system yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang gradien magnet, dan high frequency system untuk mengatur pulsa RF yang dipancarkan dari sinyal yang diterima, serta mengatur auto tunning agar sinyal dapat diterima secara optimal sehingga dapat menghasilkan gambaran yang bagus.



Terima kasih atas kunjungan anda, semoga yang sedikit ini mmenjadi bermanfaat untuk kita semua.




Source :  
http://puskaradim.blogspot.co.id/2010/06/mr-instrumentasi.html
http://www.cis.rit.edu/htbooks/mri/inside.htm







Rabu, 09 Agustus 2017

SIFAT MATERI MAGNETIK

Magnetisme adalah sifat dasar alam. Karena tidak ada "Unified Theory of Physics", pengetahuan kita tentang magnetisme, seperti yang lainnya, tidak lengkap. Elektron sudut  (dan pada tingkat yang lebih rendah, disebut nuklei) memberikan beberapa karakteristik magnetik pada semua bahan. Magnetisme meluas sebagai medan yang jauh melampaui tingkat atom, bagaimanapun, ini sangat terkait dengan fenomena listrik. Setiap arus, muatan bergerak, atau perubahan potensial listrik juga menghasilkan medan magnet.

Gambar 1. Garis fluks magnetik memancar dari magnet batang.


Bagi orang dahulu, daya tarik adalah kekuatan yang dikenali namun misterius. Orang Yunani yang tinggal di Magnesia kadang-kadang menemukan batuan hitam kecoklatan yang langka dan indah yang memiliki kekuatan untuk menarik benda-benda yang terbuat dari besi. Dikenal sebagai tempat tidur, ini adalah potongan oksida besi (magnetit) yang mungkin telah disambar petir. Batu-batu yang serupa ditemukan di Asia dan pada abad ke-12 orang-orang China menggunakannya untuk membuat kompas untuk navigasi. Saat ini bahkan anak kecil pun sudah terbiasa dengan daya tarik dan tolakan magnet permanen yang dipegang tangan, penerus modern untuk lodestones.

Hari ini kita memahami bahwa medan magnet statis yang terkait dengan lodestones dan magnet permanen terutama berasal dari momentum sudut total elektron di dalam material tersebut. Elektron elektron memiliki spin, properti fundamental terkuantisasi dari alam yang dilambangkan dengan huruf S. Selain S, elektron yang mengorbit nukleus juga memiliki momentum sudut orbital (L). Bersama S + L = J, atau momentum sudut total, adalah properti yang terutama bertanggung jawab atas magnetisme massal. Inti dan partikel subatomik lainnya juga memiliki momentum sudut berputar, namun efek ini terlalu lemah untuk mempengaruhi sifat magnetik kotor suatu material.
Hubungan antara listrik dan magnetisme tidak diperhatikan, sampai tahun 1819 ketika fisikawan Denmark Hans Christian Oersted secara tidak sengaja melihat defleksi kompas di meja di dekatnya sambil melakukan eksperimen dengan arus listrik di laboratoriumnya. Pada tahun 1826 André-Marie Ampère secara formal menunjukkan hubungan antara arus dan kekuatan medan magnet resultan (B), yang arahannya ditemukan oleh right-hand rule.
Gambar 2. Hukum Ampere dan Aturan Tangan Kanan Fleming. Dengan jempol menunjuk ke arah aliran arus, jari seseorang melengkung ke arah B.


Tidak hanya arus listrik yang menghasilkan medan magnet, namun medan magnet yang berubah menyebabkan arus listrik. Pada tahun 1831 Michael Faraday mendemonstrasikan prinsip induksi magnetik dengan mengukur voltase (V) yang dihasilkan dalam koil oleh magnet yang bergerak. Tiga tahun kemudian Heinrich Lenz menunjukkan bahwa arus yang diinduksi begitu diarahkan untuk melawan perubahan fluks magnetik. Hukum Faraday-Lenz yang dihasilkan dapat ditulis


V α - (dB / dt)



Gambar 3. Prinsip Faraday-Lenz dari induksi magnetik. Tegangan (V) dihasilkan dalam koil sebanding dengan laju perubahan medan magnet (dB / dt). Arus yang diinduksi menentang bidang yang diterapkan.

Dimana dB / dt mewakili perubahan laju medan magnet. Tanda negatif tersebut mencerminkan prinsip Lenz bahwa arus yang diinduksi menciptakan "counter field" dalam arah yang berlawanan dengan B.

Pada paruh terakhir abad ke 19 sejumlah fisikawan Eropa menyusun rincian lebih lanjut tentang fenomena elektromagnetik. Nama mereka legendaris - Carl Friedrich Gauss, Hendrik Antoon Lorentz, Joseph Henry, Heinrich Hertz, antara lain. James Clerk Maxwell membuat kontribusi yang paling penting yang menyatukan magnetisme, listrik, dan cahaya di bawah teori elektromagnetik berbasis gelombang yang umum.

Gambar 4. Persamaan Maxwell. Semua hasil elektromagnetisme klasik dapat diturunkan dari keempat persamaan ini!

Pada abad ke-20 Albert Einstein berhasil menyusun kembali persamaan Maxwell menjadi kerangka relativistik. Paul Dirac, Enrico Fermi, Richard Feynman dan lainnya kemudian mengintegrasikan magnetisme ke dalam mekanika kuantum yang menciptakan medan baru Quantum Electrodynamics (QED). Pada abad ke-21 batas-batas teori sedang diperluas untuk menjelaskan perilaku magnetik pada tingkat yang sangat besar (galaksi-ukuran) dan sangat kecil (sub-sub-atomik). Namun, tidak ada model tunggal yang menjelaskan semua fenomena elektromagnetik.


Terima kasih atas kunjungan anda, semoga yang sedikit ini mmenjadi bermanfaat untuk kita semua.




Referensi :

     Mourino MR. From Thales to Lauterbur, or from the lodestone to MR imaging: magnetism and medicine. Radiology 1991;180:593-612.  (A fascinating historical account taking the reader from ancient times to the early 1970's).
     "Magnetism." Wikipedia, The Free Encyclopedia. (It's Wikipedia!)
     "Magnetism." Encyclopaedia Britannica Online. (Highly recommended free chapter with many illustrations, advanced high school level review, better than Wikipedia)   



  

Senin, 07 Agustus 2017

PELUANG PROFESI DI BIDANG MRI

Pada tahun 2003, ada sekitar 10.000 unit MRI di seluruh dunia, dan sekitar 75 juta pemindaian MRI per tahun dilakukan. Karena bidang MRI terus berkembang, begitu juga dengan kesempatan di MRI.



Akan selalu ada kebutuhan ahli radiologi yang terlatih dalam MRI untuk membaca gambar resonansi magnetik. Seorang ahli radiologi adalah seorang dokter medis yang memiliki spesialisasi di bidang radiologi. Kebutuhan tersebut diharapkan dapat tumbuh begitu banyak sehingga akan ada dan meningkatnya penggunaan Asisten Praktisi Radiologi dan Asisten Dokter Radiologi.

Teknisi MRI adalah individu yang mengoperasikan pemindai MRI untuk mendapatkan gambar yang disarankan oleh ahli radiologi. Berdasarkan jumlah sistem MRI saat ini, diperkirakan akan ada kebutuhan konstan akan lebih dari 1000 teknologi MRI per tahun. Sumber yang bagus untuk teknolog MRI adalah Society for Magnetic Resonance Technologists (SMRT).




Dua posisi spesialis baru baru saja berkembang di MRI: ahli teknik pemrosesan  dan spesialis keselamatan kesehatan. Teknisi pemrosesan pos MRI menerapkan berbagai algoritma pemrosesan pos ke gambar resonansi magnetik untuk mengekstrak lebih banyak informasi dari atau memungkinkan visualisasi informasi yang lebih baik dalam gambar resonansi magnetik. Spesialis keamanan kesehatan MRI membantu rumah sakit dan klinik dalam menyiapkan dan memelihara sistem MRI yang aman.


Karena kompleksnya sistem MRI, akan selalu ada kebutuhan akan teknisi servis MRI. Teknisi servis dipekerjakan oleh produsen MRI dan beberapa situs yang lebih besar agar sistem operasi MRI tetap beroperasi dengan baik. Teknisi servis MRI biasanya memiliki gelar BS atau associate di bidang teknologi listrik dan pengetahuan MRI yang baik.

Di bidang apa pun, akan ada kebutuhan ilmuwan dilatih dalam ilmu dasar kimia, biologi, dan fisika untuk melakukan penelitian dasar dan mendorong kembali batas-batas sains. Beberapa kebutuhan spesifik 

Untuk para ilmuwan ini mencakup agen kontras dan pengembangan pencitraan molekuler, dan desain urutan denyut nadi canggih. Individu-individu ini biasanya memiliki gelar tingkat lanjut di bidangnya masing-masing dan memiliki pelatihan signifikan dalam MRI. Sumber yang bagus untuk ilmuwan adalah International Society for Magnetic Resonance in Medicine (ISMRM).


Insinyur biomedis dan ilmuwan material dibutuhkan untuk pengembangan subsistem MRI. Salah satu subsistem ini dimana permintaan lanjutan terlihat adalah pengembangan koil pencitraan. Area yang muncul membutuhkan banyak individu yang terampil adalah pengembangan perangkat yang kompatibel dengan MRI. 

Perangkat ini meliputi alat pacu jantung, defibrillator, klip bedah dan pin, dan kateter. Banyak dari perangkat ini akan memerlukan penemuan pada tingkat molekuler, seperti lapisan antireflective biokompatibel untuk kabel alat pacu jantung dan sambungan sintetis non logam yang kuat dan pin.

Ilmuwan pencitraan diperlukan untuk pengembangan algoritma pasca pemrosesan gambar resonansi magnetik, dan kode cerdas untuk mengidentifikasi dan mendiagnosa patologi. Ilmuwan komputer masih diperlukan untuk merancang antarmuka pengguna grafis yang user friendly dan efisien (GUI) untuk perangkat lunak yang baru dikembangkan.

Terakhir, ada kebutuhan arsitek untuk merancang pusat dan klinik MRI yang aman dan efisien. Dasar-dasar MRI adalah tempat awal yang baik bagi semua individu di atas yang tertarik untuk memulai pelatihan mereka dalam mengejar karir di bidang MRI atau bidang terkait.

Jika Anda tertarik dengan salah satu profesi ini, biasakanlah profesi dan MRI Anda. Jelajahi berbagai pilihan untuk mendapatkan pendidikan yang dibutuhkan untuk profesi ini.

Saat ini, ada sekitar enam produsen peralatan MRI asli klinis utama (OEM). Selain OEM klinis ini, ada dua MRI OEM eksperimental utama. Produsen subsistem MRI lainnya termasuk koil RF, agen kontras, perangkat yang kompatibel, ampli RF, dan magnet. Tabel berikut berisi beberapa nama produsen utama perangkat ini. Klik pada nama untuk tautan eksternal ke perusahaan. Karena mereka adalah link eksternal untuk Dasar-dasar MRI, mereka dapat berubah.

Clinical MRI OEMs

Experimental High Field MRI OEMs


Manufacturers of MRI Contrast Agents

MRI Compatible Device Manufacturers

Magnet System Manufacturers

RF Coil Manufacturers

Gradient Supplies


RF Amps

Anda berminat berkarir dan berprofesi di dunia ke MRI an..



Terima kasih atas kunjungan anda di blog ini, sumbang saran dan masukan kami tunggu dari pembaca sekalian.
Semoga yang sedikit ini menjadi bermanfaat.


Sumber :
http://www.cis.rit.edu/htbooks/mri/inside.htm

Minggu, 06 Agustus 2017

SEJARAH SINGKAT MRI

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah teknik pencitraan yang digunakan terutama dalam dunia medis dan kedokteran untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi dari bagian dalam tubuh manusia. MRI didasarkan pada prinsip-prinsip Nuclear Magnetic Resonance (NMR), teknik spektroskopi yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mendapatkan informasi kimia dan fisik mikroskopis tentang molekul.


Teknik ini disebut magnetic resonance imaging daripada Nuclear Magnetic Resonance Imaging (NMRI) karena konotasi negatif yang terkait dengan kata nuklir pada akhir 1970-an.

MRI dimulai sebagai teknik pencitraan tomografi, yaitu menghasilkan gambar sinyal NMR dalam irisan tipis melalui tubuh manusia. MRI telah maju melampaui teknik pencitraan tomografi dengan teknik pencitraan volume. 

Sebelum memulai studi tentang MRI, akan sangat membantu untuk merenungkan sejarah singkat MRI. Felix Bloch dan Edward Purcell, keduanya dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1952, menemukan fenomena resonansi magnetik secara independen pada tahun 1946. Pada periode antara 1950 dan 1970, NMR dikembangkan dan digunakan untuk analisis molekuler kimia dan fisik.

anda dapat lihat selengkapnya di :


Pada tahun 1971 Raymond Damadian menunjukkan bahwa waktu relaksasi magnet inti dari jaringan dan tumor berbeda, sehingga memotivasi para ilmuwan untuk mempertimbangkan resonansi magnetik untuk mendeteksi penyakit.


Pada tahun 1973, tomografi komputer berbasis sinar x (x-ray) diperkenalkan oleh Hounsfield. Masa ini penting bagi timeline MRI karena hal ini menunjukkan rumah sakit bersedia mengeluarkan sejumlah dana yang besar untuk perangkat lunak pencitraan medis. Pencitraan resonansi magnetik pertama kali ditunjukkan pada sampel tabung kecil pada tahun yang sama oleh Paul Lauterbur. Ia menggunakan teknik back projection yang serupa dengan yang digunakan di CT.



Pada tahun 1975 Richard Ernst mengusulkan pencitraan resonansi magnetik menggunakan pengkodean fasa dan frekuensi, dan Transformasi Fourier. Teknik ini menjadi dasar teknik MRI saat ini.


Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1977, Raymond Damadian mendemonstrasikan MRI yang disebut dengan field-focusing nuclear magnetic resonance.  


Pada tahun yang sama, Peter Mansfield mengembangkan teknik echo-planar imaging (EPI). Teknik ini akan dikembangkan di tahun-tahun berikutnya untuk menghasilkan gambar dengan kecepatan video (30 ms / gambar).


Edelstein dan rekan kerja menunjukkan pencitraan tubuh dengan menggunakan teknik Ernst pada tahun 1980. Sebuah gambar tunggal dapat diperoleh dalam waktu sekitar lima menit dengan teknik ini.

Pada tahun 1986, waktu pencitraan berkurang menjadi sekitar lima detik, tanpa mengorbankan kualitas gambar terlalu banyak. Pada tahun yang sama orang-orang mengembangkan mikroskop NMR, yang memungkinkan resolusi kira-kira 10 μm pada sampel kira-kira satu cm.

Pada tahun 1987 pencitraan echo-planar digunakan untuk melakukan pencitraan film real-time dari satu siklus jantung. Pada tahun yang sama, Charles Dumoulin menyempurnakan angiografi resonansi magnetik (MRA), yang memungkinkan pencitraan aliran darah tanpa menggunakan zat kontras.

Pada tahun 1991, Richard Ernst mendapat penghargaan atas prestasinya dalam membuat transformasi Fourier Transform NMR dan MRI dengan Hadiah Nobel dalam bidang Kimia. Pada tahun 1992 MRI fungsional (fMRI) dikembangkan. Teknik ini memungkinkan pemetaan fungsi berbagai daerah otak manusia. Lima tahun sebelumnya banyak klinisi mengira aplikasi utama pencitraan garing-planar adalah pencitraan jantung real-time. Perkembangan fMRI membuka aplikasi baru untuk EPI dalam pemetaan daerah otak yang bertanggung jawab atas pemikiran dan kontrol motorik. Pada tahun 1994, para periset di Universitas Negeri New York di Stony Brook dan Universitas Princeton mendemonstrasikan pencitraan gas hiperpolitik untuk studi respirasi.

Pada tahun 2003, Paul C. Lauterbur dari University of Illinois dan Sir Peter Mansfield dari University of Nottingham dianugerahi Hadiah Nobel dalam Kedokteran untuk penemuan mereka mengenai magnetic resonance imaging. MRI dapat terus dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi komputasi yang semakin canggih.


Berikut ini penampakan dari beberapa jenis Unit MRI.



Timeline of MRI

Year
History
1946
MR phenomenon - Bloch & Purcell
1952
Nobel Prize - Bloch & Purcell
1950
NMR developed as analytical tool
1960
1970
1972
Computerized Tomography
1973
Backprojection MRI - Lauterbur
1975
Fourier Imaging - Ernst
1977
Echo-planar imaging - Mansfield
1980
FT MRI demonstrated - Edelstein
1986
Gradient Echo Imaging
NMR Microscope
1987
MR Angiography - Dumoulin
1991
Nobel Prize - Ernst
1992
Functional MRI
1994
Hyperpolarized 129Xe Imaging
2003
Nobel Prize - Lauterbur & Mansfield


Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat.
Kalau mau lebih tahu lagi tentang MRI silakan ke :  http://mriquestions.com/index.html





Sumber Tulisan :